PENGERTIAN ALINEA ATAU PARAGRAF
Paragraf atau alinea adalah suatu bentuk bahasa yang
biasanya merupakan hasil penggabungan beberapa kalimat. Paragraf atau alinea
biasanya dibuat dibaris baru dengan 5 spasi, sehingga tulisannya terlihat
menjorok ke dalam. Dalam upaya menghimpun beberapa kalimat menjadi paragraph,
yang perlu diperhatikan adalah kesatuan dan kepaduan. Kesatuan berarti seluruh
kalimat dalam paragraf membicarakan satu gagasan(gagasan tunggal).Kepaduan
berarti seluruh kalimat dalam paragraf itu kompak, saling berkaitan mendukung
gagasan tunggal paragraf.
Dalam kenyataannya kadang-kadang kita menemukan
alinea yang hanya terdiri atas satu kalimat, dan hal itu memang dimungkinkan.
Namun, dalam pembahasan ini wujud alinea semacam itu dianggap sebagai
pengecualian karena disamping bentuknya yang kurang ideal jika ditinjau dari
segi komposisi, alinea semacam itu jarang dipakai dalam tulisan ilmiah.
Paragraf diperlukan untuk mengungkapkan ide yang lebih luas dari sudut pandang
komposisi, pembicaraan tentang paragraf sebenarnya ssudah memasuki kawasan
wacana atau karangan sebab formal yang sederhana boleh saja hanya terdiri dari
satu paragraf. Jadi, tanpa kemampuan menyusun paragraf, tidak mungkin bagi
seseorang mewujudkan sebuah karangan.
Kegunaan
Alenia/Paragraf
Paragraf terdiri atas
kalimat topik atau kalimat pokok dan kalimat penjelas atau kalimat pendukung.
Kalimat topik merupakan kalimat terpenting yang berisi ide pokok alinea.
Sedangkan kalimat penjelas atau kalimat pendukung berfungsi untuk menjelaskan
atau mendukung ide utama.
A. Ciri kalimat topik :
1. Mengandung
permasalahan yang potensial untuk diuraikan lebih lanjut.
2. Mengandung kalimat
lengkap yang dapat berdiri sendiri.
3. Mempunyai arti yang
jelas tanpa dihubungkan dengan kalimat lain.
4. Dapat dibentuk tanpa
kata sambung atau transisi
B Ciri kalimat
pendukung :
1. Sering merupakan
kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri.
2. Arti kalimatnya baru
jelas setelah dihubungkan dengan kalimat lain dalam satu alinea.
3. Pembentukannya
sering memerlukan bantuan kata sambung atau frasa penghubung atau kalimat
transisi.
4. Isinya berupa
rincian, keterangan, contoh, dan data lain yang bersifat mendukung kalimat
topik
Syarat-syarat Alenia/Paragraf
1. Kesatuan
Tiap alenia hanya mengandung satu gagasan pokok atau
satu topik. Fungsi alenia adalah mengembangkan gagasan pokok atau topik
tersebut. Oleh karena itu, dalam pengembangannya tidak boleh ada unsur-unsur
yang sama sekali tidak berhubungan dengan topik atau gagasan tersebut. Alenia
dianggap mempunyai kesatuan, jika kalimat-kalimat dalam alenia itu tidak
telepas dari topiknya atau selalu relevan dengan topik.
2. Koherensi
Syarat kedua yang harus dipenuhi oleh sebuah alenia
ialah koherensi atau kepaduan, yakni adanya hubungan yang harmonis, yang
memperlihatkan kesatuan kebersamaan antara satu kalimat dengan kalimat yang
lainnya dalam sebuah alenia. Alenia yang memiliki koherensi akan sangat
memudahkan pembaca mengikuti alur pembahasan yang disuguhkan. Ketiadaan
Koherensi dalam sebuah alenia akan menyulitkan pembaca untuk menghubungkan satu
kalimat dengan kalimat lainnya. Dalam koherensi, termasuk pula keteraturan
(sistematika) urutan gagasan. Gagasan dituturkan pula secara teratur dari satu
detail ke detail berikutnya, dari satu fakta ke fakta selanjutnya, dari satu
soal ke soal yang lain, sehingga pembaca dapat dengan mudah mengikuti uraian
yang disajikan dengan seksama. Untuk menyatakan kepaduan atau koherensi dari
sebuah alenia, ada bentuk lain yang sering digunakan yaitu penggunaan kata atau
frasa (kelompok kata) dalam bermacam-macam hubungan.
Pengembangan
Pengembangan paragraf sangat berkaitan erat dengan
posisi kalimat topik karena kalimat topiklah yang mengandung inti permasalahan
atau ide utama paragraf. Pengembangan paragraph deduktif, misalnya, yang
menempatkan ide/gagasan utama pada awal paragraf, pasti berbeda dengan
pengembangan paragraf induktif yang merupakan kebalikan dari paragraf deduktif.
Demikian juga dengan tipe paragraf yang lainnya.
Selain kalimat topik, pengembangan paragraf
berhubungan pula dengan fungsi paragraf yang akan dikembangkan: sebagai
paragraf pembuka, paragraf pengembang, atau paragraf penutup. Fungsi tersebut
akan mempengaruhi pemilihan metode pengembangan karena misi ketiga paragraf
tersebut dalam karangan saling berbeda .
Metode pengembangan paragraf akan bergantung pada
sifat informasi yang akan disampaikan,yaitu: persuasive, argumentatif, naratif,
deskriptif, dan eksposisi. Metode tersebut sudah pasti digunakan untuk
mengembangkan alinea argumentatif, misalnya akan berbeda dengan naratif.
Setelah mempertimbangkan faKtor tersebut barulah
kita memilih salah satu metode pengembangan paragraf yang dianggap paling tepat
dan efektif. Diantara banyak metode pengembangan paragraf yang terdapat di
dalam buku – buku komposisi, disini diangkat enam metode yang umum dipakai
untuk mengembangkan alinea dalam penulisan karangan. Metode yang dimaksud
adalah : metode definisi, metode contoh, metode sebab-akibat, metode umum khusus,
dan metode klasifikasi. Didalam mengarang, keenam metode pengembangan paragraf
tersebut dapat dipakai silih berganti sesuai dengan keperluan mengarang si
penulisnya.
Jenis-jenis Alenia/Paragraf
Paragraf memiliki banyak ragamnya. Untuk membedakan
paragraf yang satu dari paragraf yang lain berdasarkan kelompoknya,yaitu :
jenis paragraf menurut posisi kalimat topiknya, menurut sifat isinya, menurut
fungsinya dalam karangan.
1). Jenis paragraf menurut posisi kalimat topiknya
Kalimat yang berisi gagasan utama paragraf adalah
kalimat topik. Karena berisi gagasan utama itulah keberadaan kalmat topic dan
letak posisinya dalam paragraf menjadi penting. Posisi kalimat topik di dalam
paragraf yang akan memberi warna sendiri bagisebuah paragraf. Berdasarkan
posisi kalimat topik, paragraf dapa dibedakan atas empat macam, yaitu :
paragraf deduktif, paragraf induktif, paragraf deduktif-induktif(campuran),
paragraf penuh kalimat topik.
A. Paragraf Deduktif
Adalah paragraf yang letak kalimat pokoknya di
tempat kan pada bagian awal paragraf ,yaitu paragraf yang menyajikan pokok
permasalahan terlebih dahulu, yang dimulai dengan pernyataan umum yang disusun
dengan uraian atau penjelasan khusus (umum-khusus).
Contoh paragraf deduktif :
" Olahraga akan membuat badan kita menjadi
sehat dan tidak mudah terserang penyakit. Fisik orang yang berolahraga dengan
yang jarang atau tidak pernah berolahraga sangat jelas berbeda. Contohnya jika
kita sering berolahraga fisik kita tidak mudah lelah, sedangkan yang jarang
atau tidak pernah berolahraga fisiknya akan cepat lelah dan mudah terserang
penyakit."
Contoh lain paragraph deduktif :
”Kemauannya sulit untuk diikuti. Dalam rapat
sebelumnya, sudah diputuskan bahwa dana itu harus disimpan dulu. Para peserta
sudah menyepakati hal itu. Akan tetapi, hari ini ia memaksa menggunakannya
untuk membuka usaha baru.”
B. Paragraf Induktif
Paragraf induktif ditandai dengan terdapatnya
kalimat utama di akhir paragraf dan diawali dengan uraian atau penjelasan
bersifat khusus dan diakhiri dengan pernyataan umum (khusus-umum).
Contoh paragraf induktif:
" Yang menyebabkan banjir di Jakarta sangat
jelas disebabkan oleh ulah manusia itu sendiri. Contohnya saja masih banyak
orang-orang yang buang sampah yang tidak pada tempatnya. Selain itu masyarakat
juga tidak peduli terhadap selokan di sekitarnya. Oleh sebab itu maka
seharusnya pemerintah setempat harus lebih mensosialisasikan bahaya banjir
kepada masyarakat. Supaya masyarakat dapat ikut serta dalam bersosialisasi
terhadap bahaya banjir. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa seluruh
masyarakat dan pemerintah setempat harus menggalakan supaya Jakarta bebas
banjir dengan cara membuang sampah pada tempatnya dan membersihkan selokan di
sekitarnya."
Contoh lain paragraf induktif :
“Semua orang menyadari bahwa bahasa merupakan sarana
pengembangan budaya. Tanpa bahasa, sendi-sendi kehidupan akan lemah. Komunikasi
tidak lancer. Informasi tersendat-sendat. Memang bahasa merupakan alat
komunikasi yang penting, efektif dan efisien”.
C. Paragraf Campuran
Paragraf campuran ditandai dengan terdapatnya
kalimat utama di awal dan akhir paragraph (deduktif-induktif). Kalimat pada
akhir paragraf umumnya menjelaskan atau menegaskan kembali gagasan utama yang
terdapat pada awal paragraf.
Contoh paragraf campuran :
”Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak dapat
dilepaskan dari komunikasi. Kegiatan apa pun yang dilakukan manusia pasti
menggunakan sarana komunikasi, baik sarana komunikasi yang sederhana maupun
yang modern. Kebudayaan dan peradaban manusia tidak akan bias maju seperti
sekarang ini tanpa adanya sarana komunikasi”.
Contoh lain paragraf campuran :
" Pemerintah menyadari bahwa rakyat Indonesia
memerlukan rumah yang kuat,murah, dan sehat. Pihak dari pekerjaan umum sudah
lama menyelidiki bahan rumah yang murah, tetapi kuat. Tampaknya bahan perlit
yang diperoleh dari batuan gunung beapi sangat menarik perhatian para ahli.
Bahan ini tahan api dan air tanah. Usaha ini menunjukan bahwa pemerintah
berusaha membangun rumah yang kuat, murah dan sehat untuk memenuhi kebutuhan
rakyat."
2). Jenis paragraf atau alinea berdasarkan paragraf
penuh kalimat topik
Seluruh kalimat yang membangun paragraf sama
pentingnya sehingga tidak satupun kalimat yang khusus menjadi kalimat topik.
Kondisi seperti itu dapat atau biasa terjadi akibat sulitnya menentukan kalimat
topic karena kalimat yang satu dan lainnya sama-sama penting. Paragraf semacam
ini sering dijumpai dalam uraian-uraian bersifat dskriptif dan naratif terutama
dalam karangan fiksi.
Contoh paragraf penuh kalimat topik :
" Pagi hari itu aku berolahraga di sekitar
lingkungan rumah. Dengan udara yang sejuk dan menyegarkan. Di sekitar
lingkungan rumah terdengar suara ayam berkokok yang menandakan pagi hari yang
sangat indah. Kuhirup udara pagi yang segar sepuas-puasku."
3). Jenis Paragraf Menurut Sifat Isinya
Berdasarkan sifat isinya, alinea dapat digolongkan
atas lima macam,yaitu:
1. Eksposisi
Berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik
dengan tujuan memberi informasi.
Contoh:
Para pedagang daging sapi di pasar-pasar tradisional
mengeluhkan dampak pemberitaan mengenai impor daging ilegal. Sebab, hampir
seminggu terakhir mereka kehilangan pembeli sampai 70 persen. Sebaliknya,
permintaan terhadap daging ayam dan telur kini melejit sehingga harganya
meningkat.
2. Argumentatif
Bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat/
kesimpulan dengan data/ fakta konsep sebagai alasan/ bukti.
Contoh:
Sebagian anak Indonesia belum dapat menikmati
kebahagiaan masa kecilnya. Pernyataan demikian pernah dikemukakan oleh seorang
pakar psikologi pendidikan Sukarton (1992) bahwa anakanak kecil di bawah umur
15 tahun sudah banyak yang dilibatkan untuk mencari nafkah oleh orang tuanya.
Hal ini dapat dilihat masih banyaknya anak kecil yang mengamen atau mengemis di
perempatan jalan atau mengais kotak sampah di TPA, kemudian hasilnya diserahkan
kepada orang tuanya untuk menopang kehidupan keluarga. Lebih-lebih sejak negeri
kita terjadi krisis moneter, kecenderungan orang tua mempekerjakan anak sebagai
penopang ekonomi keluarga semakin terlihat di mana-mana.
3. Deskriptif
Berisi gambaran mengenai suatu hal atau keadaan
sehingga pembaca seolah-olah melihat, merasa atau mendengar hal tersebut.
Contoh:
Gadis itu menatap Doni dengan seksama. Hati Doni semakin
gencar memuji gadis yang mempesona di hadapanya. Ya, karena memang gadis
didepannya itu sangat cantik. Rambutnya hitam lurus hingga melewati garis
pinggang. Matanya bersinar lembut dan begitu dalam, memberikan pijar
mengesankan yang misterius. Ditambah kulitnya yang bersih, dagu lancip yang
menawan,serta bibir berbelah, dia sungguh tampak sempurna.
4. Persuasif
Karangan ini bertujuan mempengaruhi emosi pembaca
agar berbuat sesuatu. isi paragraf ini mempromosikan sesuatu dengan cara
mempengaruhi atau mengajak pembaca. Paragraf persuasif banyak dipakai dalam
penulisan iklan,terutama majalah dan Koran .
Contoh:
Dalam diri setiap bangsa Indonesia harus tertanam
nilai cinta terhadap sesama manusia sebagai cerminan rasa kemanusiaan dan
keadilan. Nilai-nilai tersebut di antaranya adalah mengakui dan memperlakukan
manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya, mengembangkan sikap tenggang rasa
dan nilai-nilai kemanusiaan. Sebagai sesama anggota masyarakat, kita harus
mengembangkan sikap tolong-menolong dan saling mencintai. Dengan demikian,
kehidupan bermasyarakat dipenuhi oleh suasana kemanusian dan saling mencintai.
5. Naratif
Karangan ini berisi rangkaian peristiwa yang
susul-menyusul, sehingga membentuk alur cerita. Karangan jenis ini sebagian
besar berdasarkan imajinasi.
Contoh:
Jam istirahat. Aldi tengah menulis sesuatu di buku
agenda sambil menikmati bekal dari rumah. Sesekali kepalanya menengadah ke
langit-langit perpustakaan, mengernyitakan kening,tersenyum dan kembali
menulis. Asyik sekali,seakan diruang perpustakaan hanya ada dia.
4). Jenis Paragraf Menurut Fungsi / Tujuannyanya
dalam Karangan
Menurut fungsinya, paragraf dapat dibedakan menjadi
3 , yaitu:
1. Paragraf Pembuka
Paragraf pembuka biasanya memiliki sifat ringkas
menarik, dan bertugas menyiapkan pikiran pembaca kepada masalah yang akan
diuraikan. Paragraf pembuka biasanya bertujuan untuk mengutarakan suat aspek
pokok pembicaraan dalam karangan .
Sebagai bagian awal sebuah karangan, paragraf
pembuka harus di fungsikan untuk:
1. Menghantar pokok pembicaraan.
2. Menarik minat pembaca.
3. Menyiapkan atau menata pikiran untuk mengetahui
isi seluruh karangan.
Setelah memiliki ke tiga fungsi tersebut di atas
dapat dikatakan paragraf pembuka memegang peranan yang sangat penting dalam
sebuah karangan. Paragraf pembuka harus disajikan dalam bentuk yang menarik
untuk pembaca. Untuk itu bentuk berikut ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan
menulis paragraf pembuka,yaitu:
1. Kutipan, peribahasa, anekdot
2. Pentingnya pokok pembicaraan
3. Pendapat atau pernyataan seseorang
4. Uraian tentang pengalaman pribadi
5. Uraian mengenai maksud dan tujuan penulisan
6. Sebuah pertanyaan.
Contoh paragraf pembuka :
Pemuli baru saja usai. Sebagian orang, terutama
caleg yang sudah pasti jadi, merasa bersyukur karena pemilu berjalan lancer
seperti yang diharapkan. Namun, tidak demikian yang dirasakan oleh para caleg
yang gagal memperoleh kursi di parlemen. Mereka mengalami stress berat hingga
tidak bias tidur dan tidak mau makan.
2. Paragraf Penghubung
Paragraf penghubung berisi inti masalah yang hendak
disampaikan kepada pembaca. Secara fisik, paragraf ini lebih panjang dari pada
paragraf pembuka. Sifat paragraf-paragraf penghubung bergantung pola dari jenis
karangannya. Dalam karangan-karangan yang bersifat deskriptif, naratif,
eksposisis, paragraf-paragraf itu harus disusun berdasarkan suatu perkembangan
yang logis. Bila uraian itu mengandung pertentangan pendapat, maka beberapa paragraf
disiapkan sebagai dasar atau landasan untuk kemudian melangkah kepada
paragraf-paragraf yang menekankan pendapat pengarang.
Paragraf ini didalam karangan dapat difungsikan
untuk:
1. Mengemukakan inti persoalan.
2. Memberikan ilustrasi.
3. Menjelaskan hal yang akan diuraikan pada paragraf
berikutnya.
4. Meringkas paragraf sebelumnya
5. Mempersiapkan dasar bagi simpulan.
3. Paragraf Penutup
Paragraf penutup biasanya berisi simpulan (untuk
argumentasi) atau penegasan kembali (untuk eksposisi) mengenai hal-hal yang
dianggap penting. Paragraf ini merupakan pernyataan kembali maksud penulis agar
lebih jelas. Mengingat paragraf penutup dimaksudkan untuk mengakhiri karangan.
Penyajian harus memperhatikan hal sebagai berikut :
1. Sebagai bagian penutup,paragraf ini tidak boleh
terlslu panjang.
2. Isi paragraf harus berisi simpulan sementara atau
simpulan akhir sebagai cerminan inti seluruh uraian.
3. Sebagai bagian yang paling akhir dibaca,
disarankan paragraf ini dpat menimbulkan kesan yang medalam bagi pembacanya.
Contoh paragraf penutup : Demikian proposal yang
kami buat. Semoga usaha kafe yang kami dirikan mendapat ridho dari Tuhan YME
serta bermanfaat bagi sesama. Atas segala perhatiannya, kami ucapkan terima
kasih.
Sumber :
id.wikipedia.org
http://rororizky.blogspot.com
http://merrycmerry.blogspot.com/2011/11/makalah-paragraf.html
http://swestimahardini.wordpress.com/2011/10/24/makalah-bahasa-indonesia-mengenai-alinea-paragraf/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar