Diksi, dalam arti aslinya dan pertama, merujuk pada
pemilihan kata dan gaya ekspresi oleh penulis atau pembicara.[rujukan?] Arti
kedua, arti “diksi” yang lebih umum digambarkan dengan enunsiasi kata – seni
berbicara jelas sehingga setiap kata dapat didengar dan dipahami hingga
kompleksitas dan ekstrimitas terjauhnya. Arti kedua ini membicarakan pengucapan
dan intonasi, daripada pemilihan kata dan gaya.
Diksi memiliki beberapa bagian; pendaftaran – kata formal
atau informal dalam konteks sosial – adalah yang utama. Analisis diksi secara
literal menemukan bagaimana satu kalimat menghasilkan intonasi dan
karakterisasi, contohnya penggunaan kata-kata yang berhubungan dengan gerakan
fisik menggambarkan karakter aktif, sementara penggunaan kata-kata yang berhubungan
dengan pikiran menggambarkan karakter yang introspektif. Diksi juga memiliki
dampak terhadap pemilihan kata dan sintaks.
Diksi terdiri dari delapan elemen:
Fonem : Fonem dalam bahasa dapat mempunyai beberapa macam
lafal yang bergantung pada tempatnya dalam kata atau suku kata. Fonem /p/ dalam
bahasa Indonesia, misalnya, dapat mempunyai dua macam lafal. Bila berada pada
awal suku kata, fonem itu dilafalkan secara lepas. Pada kata /pola/, misalnya,
fonem /p/ itu diucapkan secara lepas untuk kemudian diikuti oleh fonem /o/.
Bila berada pada akhir kata, fonem /p/ tidak diucapkan secara lepas; bibir kita
masih tetap rapat tertutup waktu mengucapkan bunyi ini. Dengan demikian, fonem
/p/ dalam bahasa Indonia mempunyai dua variasi.
Variasi suatu fonem yang tidak membedakan arti dinamakan
alofon. Alofon dituliskan di antara dua kurung siku [...]. Kalau [p] yang lepas
kita tandai dengan [p] saja, sedangkan [p] yang tak lepas kita tandai dengan
[p>], maka kita dapat berkata bahwa dalam bahasa Indonesia fonem /p/ mempunyai
dua alofon, yakni [p] dan [p>].
Silabel : Suku kata disebut juga silabel adalah satuan
ritmis terkecil dalam suatu arus ujaran atau runtutan bunyi ujaran. Satu
silabel biasanya meliputi satu vokal dan satu konsonan atau lebih. Silabel
mempunyai puncak kenyaringan (sonoritas)yang atuh pada vokal. (Chaer, 1994:123)
Konjungsi : Konjungsi, konjungtor, atau kata sambung adalah
kata atau ungkapan yang menghubungkan dua satuan bahasa yang sederajat: kata
dengan kata, frasa dengan frasa, klausa dengan klausa, serta kalimat dengan
kalimat. Contoh: dan, atau, serta.
Preposisi dan konjungsi adalah dua kelas yang memiliki
anggota yang dapat beririsan. Contoh irisannya adalah karena, sesudah, sejak,
sebelum.
Hubungan
Kata benda : nama dari seseorang, tempat, atau semua benda
dan segala yang dibendakan, misalnya buku, kuda.
Kata kerja : kelas kata yang menyatakan suatu tindakan,
keberadaan, pengalaman, atau pengertian dinamis lainnya. Jenis kata ini
biasanya menjadi predikat dalam suatu frasa atau kalimat. Berdasarkan objeknya,
kata kerja dapat dibagi menjadi dua: kata kerja transitif yang membutuhkan
pelengkap atau objek seperti memukul (bola), serta kata kerja intransitif yang
tidak membutuhkan pelengkap seperti lari.
Infleksi : perubahan bentuk kata (dalam bahasa fleksi) yang
menunjukkan berbagai hubungan gramatikal (seperti deklinasi nomina, pronomina,
adjective, dan konjugasi verba
Uterans.
Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Diksi
http://id.wikibooks.org/wiki/Fonem
Tidak ada komentar:
Posting Komentar